Setahun lebih berlalu, alhamdulillah akhirnya doa saya dan suami dikabulkan Allah. Hasil test pack menunjukkan saya positif hamil. Untuk memastikan, kami pun mulai mencari dokter kandungan terdekat. Saya lalu ingat suatu hari dr Kartika pernah berbagi info tentang klinik baru cabang BWCC Jagakarsa. Setelah kroscek via internet dan menemukan ulasan positif, kami pun berangkat.
BWCC Jagakarsa terletak di Jalan M. Kahfi I no.31B Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kalau dari arah Kebagusan/ Ragunan, letak klinik ini tak jauh dari pool Taksi Express. Bentuk bangunannya ruko empat lantai, memang nggak terlalu besar, tapi menurut saya nyaman karena jauh dari kesan rumah sakit. Kursi di ruang tunggunya empuk, jadi nyaman umtuk ibu hamil. Selain itu, ada space bermain anak, jadi memudahkan ibu-ibu yang hamil anak kedua, ketiga, dst waktu kontrol rutin bersama anak. Di dekat meja pendaftaran juga dijual minuman dan camilan, jadi tak perlu repot nyari camilan di luar.
ruang tunggu (foto diambil dari Facebook fanpage BWCC Jagakarsa) |
tempat bermain anak (foto diambil dari Facebook fanpage BWCC Jagakarsa) |
Pelayanan di BWCC Jagakarsa ramah dan nggak ribet menurut saya. Stafnya baik, nggak jutek kalau ditanya-tanya. Jadwal dokter diupdate setiap hari di laman facebook dan reservasinya pun tidak harus dengan datang ke klinik. Bisa via telepon atau whatsapp, sangat praktis. Jika ada perubahan waktu kedatangan dokter (misalnya karena dokter menangani persalinan atau keperluan mendadak lainnya) kita akan dikabari via telepon, jadi nggak perlu buru-buru berangkat tapi eh ternyata dokternya telat. Kalau misalnya kita yang tiba-tiba berhalangan datang, cukup telepon atau whatsapp dan memindahkan jadwal ke hari lain, jadi kuota kita di hari tersebut bisa dipakai ibu hamil lain yang memerlukan. Oh ya, di sini antrian untuk masing-masing slot jadwal dokter hanya dibatasi 15 orang saja, jadi walaupun dapat antrian terakhir pun nggak nelangsa-nelangsa banget. Saya sempat periksa ke dua RS di Jakarta Selatan dan antriannya bisa sampai 20 bahkan 40 orang per slot jadwal dokter.
Pemeriksaan medis yang tersedia di BWCC Jagakarsa cukup komplit. Walaupun nggak selengkap layanan di rumah sakit besar, tapi menurut saya sudah sangat oke untuk pemeriksaan rutin. Ditambah lagi harganya relatif bersahabat. Selain layanan medis seperti USG, USG 4D, USG transvaginal, pemeriksaan lab, dll, BWCC Jagakarsa juga menyediakan layanan tambahan seperti kelas laktasi, hypnobirthing, dan prenatal yoga. Kabarnya di BWCC Jagakarsa juga akan dibuka kelas persiapan kehamilan dan persalinan seperti di BWCC Bintaro.
Tapi dari semua yang sudah disebutkan di atas, rasanya faktor yang paling jadi penentu saat periksa kehamilan itu dokternya, ya nggak sih? Saya kontinu periksa di BWCC Jagakarsa juga karena merasa cocok dengan dokternya.
Awalnya saya saya rutin kontrol dengan dokter Dini Utari Spog. Tapi karena sempat baca dan dengar cerita buibu lain, jadinya penasaran pingin nyoba kontrol dengan dokter Dian Indah Purnama Spog juga. Setelah dicoba, eh ternyata dua-duanya sama-sama enak. Keduanya baik, ramah, mau menjelaskan (alias nggak diem-diem aja) dan sangat terbuka kalau kita punya pertanyaan terkait kehamilan. Akhirnya saya kontrol dengan dua dokter ini deh, gantian, menyesuaikan jadwal yang tersedia dan cocok hehehe.
Di trimester pertama, saya sempat mengalami beberapa kali pendarahan, dan di trimester kedua, dokter menemukan beberapa kemungkinan indikasi khusus pada bayi saya. Alhamdulillah banget saat menemukan menemukan masalah pada kehamilan saya, kedua dokter ini ngasihtaunya nggak bikin panik walaupun mereka tetap nggak menyepelekan masalahnya juga. Saya dan suami jadi sangat terbantu untuk tetap tenang sambil menjalani pengobatan atau tindakan medis yang dianggap perlu.
Oh iya, soal pengobatan dan tindakan medis, menurut saya dokter di BWCC Jagakarsa pro RUM (alias Rational Usage of Medicine). Di trimester pertama saat tak ada indikasi macam-macam, saya nggak diberikan vitamin atau obat yang aneh-aneh, dokter juga lebih menyarankan cara-cara non-obat untuk mengatasi mual, muntah, dan asam lambung yang makin parah saat hamil. Begitu juga ketika pendarahan dan sering kontraksi, obat diberikan karena memang betul-betul perlu, tapi saya tetap diwanti-wanti untuk segera menghentikan penggunaan obat ketika keluhan hilang.
Persoalan pro RUM ini juga terbukti waktu saya kena diare dan demam di trimester kedua. Saya terpaksa periksa ke dokter kandungan lain di sebuah RS karena kuota periksa di BWCC Jagakarsa penuh. Dokter meresepkan obat yang waktu saya kroscek ke internet mendapat label cukup berbahaya untuk ibu hamil, beda dengan hasil googling obat-obat yang sebelumnya saya dapat dari BWCC. Padahal sakitnya cuma diare dan demam. Waktu suami saya minta tolong teman untuk numpang konsultasi via whatsapp ke dokter langganan istrinya, dokter tersebut pun nggak menyarankan obat saya, katanya cukup minum new diatabs saja bila perlu. Hasil saya kroscek new diatabs via internet ternyata jauh lebih aman ketimbang obat awal yang diresepkan dokter.
Di BWCC Jagakarsa, selain kontrol rutin bulanan saya juga mengikuti kelas prenatal yoga (walaupun nggak rutin tiap minggu sih, suka bolos hehehe). Awalnya saya yoga sendiri di rumah, belajar dari video di youtube dan grup telegram Keluarga Gentle Birth. Cuma karena dalam yoga ada beberapa gerakan yang tidak disarankan untuk kondisi tertentu (bayi sungsang misalnya), saya jadi takut salah. Akhirnya saya ikut kelas prenatal yoga di BWCC Jagakarsa. Pengajarnya mbak Dyah Pratitasari (mbak Prita), seorang praktisi yoga, doula, konselor laktasi dan fotografer persalinan.
Saya memang nggak punya pembanding sih, karena nggak pernah ikut yoga di tempat lain. Tapi saya merasa puas, senang dan terbantu dengan kelas prenatal yoga di BWCC Jagakarsa. Dari segi fisik, keluhan seperti sakit punggung, nyeri di panggul, dan tulang ekor berkurang signifikan. Dari segi mental saya juga terbantu, karena di setiap pertemuan Mbak Prita akan mengawalinya dengan sesi sharing kondisi masing-masing peserta dan keluhan yang dialami (alias curhat singkat), baru setelah itu kelas yoga dimulai dan gerakannya pun disesuaikan untuk mengatasi keluhan-keluhan tadi. Sesi akhir diisi dengan relaksasi, sugesti positif dan komunikasi dengan janin, tujuannya supaya badan kembali ke kondisi semula dan pikiran lebih tenang, nggak cemas serta lebih terhubung dengan bayi dalam kandungan. Setelah relaksasi, kelas ditutup dengan sharing apa yang dirasakan setelah ikut kelas hari itu. Well, kalau ditulis begini sih kesannya mungkin biasa saja, tapi di kondisi sesungguhnya rasanya itu beda dan lumayan empowering sih buat saya. Ketemu ibu-ibu lain dengan pengalaman kehamilan yang bermacam-macam, mendengar cerita soal apa-apa yang mereka usahakan dan harapan-harapan untuk proses persalinan nanti, juga kelegaan karena bisa mengeluarkan uneg-uneg (yang seringkali sulit dipahami suami atau orang terdekat lain yang nggak lagi hamil) kepada orang-orang yang juga mengalami atau setidaknya lebih mengerti. Rasanya hepi hehehe (dan terharu juga kadang-kadang :p)
Nah sebelum kelamaan dan beleber kemana-mana ceritanya, kira-kira itu lah yang bisa saya share soal BWCC Jagakarsa. Kalau saja saya tak punya rencana melahirkan di kampung halaman (biar anak saya asli Arema :p), rasanya saya ingin juga nanti melahirkan di BWCC Jagakarsa. Dari info buibu, dua dokter saya di BWCC Jagakarsa sabar, pro normal, dan pro VBAC. Kliniknya sendiri juga pro IMD , mengijinkan kita melahirkan didampingi doula, dan biaya persalinannya relatif nggak mencekik untuk ukuran Jakarta.
Sekian, semoga bermanfaat :)
Tapi dari semua yang sudah disebutkan di atas, rasanya faktor yang paling jadi penentu saat periksa kehamilan itu dokternya, ya nggak sih? Saya kontinu periksa di BWCC Jagakarsa juga karena merasa cocok dengan dokternya.
Awalnya saya saya rutin kontrol dengan dokter Dini Utari Spog. Tapi karena sempat baca dan dengar cerita buibu lain, jadinya penasaran pingin nyoba kontrol dengan dokter Dian Indah Purnama Spog juga. Setelah dicoba, eh ternyata dua-duanya sama-sama enak. Keduanya baik, ramah, mau menjelaskan (alias nggak diem-diem aja) dan sangat terbuka kalau kita punya pertanyaan terkait kehamilan. Akhirnya saya kontrol dengan dua dokter ini deh, gantian, menyesuaikan jadwal yang tersedia dan cocok hehehe.
Di trimester pertama, saya sempat mengalami beberapa kali pendarahan, dan di trimester kedua, dokter menemukan beberapa kemungkinan indikasi khusus pada bayi saya. Alhamdulillah banget saat menemukan menemukan masalah pada kehamilan saya, kedua dokter ini ngasihtaunya nggak bikin panik walaupun mereka tetap nggak menyepelekan masalahnya juga. Saya dan suami jadi sangat terbantu untuk tetap tenang sambil menjalani pengobatan atau tindakan medis yang dianggap perlu.
Oh iya, soal pengobatan dan tindakan medis, menurut saya dokter di BWCC Jagakarsa pro RUM (alias Rational Usage of Medicine). Di trimester pertama saat tak ada indikasi macam-macam, saya nggak diberikan vitamin atau obat yang aneh-aneh, dokter juga lebih menyarankan cara-cara non-obat untuk mengatasi mual, muntah, dan asam lambung yang makin parah saat hamil. Begitu juga ketika pendarahan dan sering kontraksi, obat diberikan karena memang betul-betul perlu, tapi saya tetap diwanti-wanti untuk segera menghentikan penggunaan obat ketika keluhan hilang.
Persoalan pro RUM ini juga terbukti waktu saya kena diare dan demam di trimester kedua. Saya terpaksa periksa ke dokter kandungan lain di sebuah RS karena kuota periksa di BWCC Jagakarsa penuh. Dokter meresepkan obat yang waktu saya kroscek ke internet mendapat label cukup berbahaya untuk ibu hamil, beda dengan hasil googling obat-obat yang sebelumnya saya dapat dari BWCC. Padahal sakitnya cuma diare dan demam. Waktu suami saya minta tolong teman untuk numpang konsultasi via whatsapp ke dokter langganan istrinya, dokter tersebut pun nggak menyarankan obat saya, katanya cukup minum new diatabs saja bila perlu. Hasil saya kroscek new diatabs via internet ternyata jauh lebih aman ketimbang obat awal yang diresepkan dokter.
Di BWCC Jagakarsa, selain kontrol rutin bulanan saya juga mengikuti kelas prenatal yoga (walaupun nggak rutin tiap minggu sih, suka bolos hehehe). Awalnya saya yoga sendiri di rumah, belajar dari video di youtube dan grup telegram Keluarga Gentle Birth. Cuma karena dalam yoga ada beberapa gerakan yang tidak disarankan untuk kondisi tertentu (bayi sungsang misalnya), saya jadi takut salah. Akhirnya saya ikut kelas prenatal yoga di BWCC Jagakarsa. Pengajarnya mbak Dyah Pratitasari (mbak Prita), seorang praktisi yoga, doula, konselor laktasi dan fotografer persalinan.
Saya memang nggak punya pembanding sih, karena nggak pernah ikut yoga di tempat lain. Tapi saya merasa puas, senang dan terbantu dengan kelas prenatal yoga di BWCC Jagakarsa. Dari segi fisik, keluhan seperti sakit punggung, nyeri di panggul, dan tulang ekor berkurang signifikan. Dari segi mental saya juga terbantu, karena di setiap pertemuan Mbak Prita akan mengawalinya dengan sesi sharing kondisi masing-masing peserta dan keluhan yang dialami (alias curhat singkat), baru setelah itu kelas yoga dimulai dan gerakannya pun disesuaikan untuk mengatasi keluhan-keluhan tadi. Sesi akhir diisi dengan relaksasi, sugesti positif dan komunikasi dengan janin, tujuannya supaya badan kembali ke kondisi semula dan pikiran lebih tenang, nggak cemas serta lebih terhubung dengan bayi dalam kandungan. Setelah relaksasi, kelas ditutup dengan sharing apa yang dirasakan setelah ikut kelas hari itu. Well, kalau ditulis begini sih kesannya mungkin biasa saja, tapi di kondisi sesungguhnya rasanya itu beda dan lumayan empowering sih buat saya. Ketemu ibu-ibu lain dengan pengalaman kehamilan yang bermacam-macam, mendengar cerita soal apa-apa yang mereka usahakan dan harapan-harapan untuk proses persalinan nanti, juga kelegaan karena bisa mengeluarkan uneg-uneg (yang seringkali sulit dipahami suami atau orang terdekat lain yang nggak lagi hamil) kepada orang-orang yang juga mengalami atau setidaknya lebih mengerti. Rasanya hepi hehehe (dan terharu juga kadang-kadang :p)
Nah sebelum kelamaan dan beleber kemana-mana ceritanya, kira-kira itu lah yang bisa saya share soal BWCC Jagakarsa. Kalau saja saya tak punya rencana melahirkan di kampung halaman (biar anak saya asli Arema :p), rasanya saya ingin juga nanti melahirkan di BWCC Jagakarsa. Dari info buibu, dua dokter saya di BWCC Jagakarsa sabar, pro normal, dan pro VBAC. Kliniknya sendiri juga pro IMD , mengijinkan kita melahirkan didampingi doula, dan biaya persalinannya relatif nggak mencekik untuk ukuran Jakarta.
Sekian, semoga bermanfaat :)
Catatan: foto pada judul unggahan ini diambil dari aliciaannphotographers.com dengan tambahan teks oleh Manzila
AAAAKKKK...cant wait !!! Lancar ya ravi, sampai persalinan :) kalau di Malang, usahakan juga untuk cari tenaga medis yang cocok ^^. Selamat yaa
BalasHapusAmiiiin ya Rabb, makasiiih Wa doanya :* iya nih nanti mau coba cek pas pulang ke Malang. Semoga nemu yang pas :)
HapusInsha Allah sehat-sehat terus ya bumil dan debay cantik... asik asik ketemu di Malang yaaa ����
BalasHapusAmiiiin, makasiih Ayiek :* kyaaa jadi ga sabar pulang dan mbakso bareng... eh :))
Hapusmbakk mohon info dong biaya kontrol d bwcc brapa ya
BalasHapusUSG 4D di bwcc jagakarsa berapa ya bun?
BalasHapus